Menuju Kemuliaan Hidup

Menuju Kemuliaan Hidup - Selamat sore sobat-sobat, besok mau tampil didepan sebagai pendharmawacana yaa..?? Jangan gundah ihwal bahan apa yang harus dibawakan, Klik Kumpulan Dharma Wacana silahkan pribadi dipilih saja dharma wacananya, dijamin gak gundah lagi deh.. Oiya..jadi lupa nih, silahkan disalin aja, kemudian printout.. Sebarkan kebaikan dan jangan lupa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yaa..

Ratu Peranda sane dahat suciang titiang,
Para tokoh umat yang saya banggakan, dan 
Umat sedharma yang berbahagia.

Om Swastyastu
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puja kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa lantaran atas asungkerthawaranugraha-Nya kita sanggup berkumpul melakukan Swadharma kita sebagai umat Hindu tanpa kurang suatu apapun. Hari ini umat Hindu juga melakukan persembahyangan dalam kaitannya dengan tumpek landep, dikala Ida Shang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi sebagai Siwa Pasupati manganugerahkan Jnana "ketajaman Pikiran". Karena itu, pada hari ini umat hindu memohon semoga diberikan ketajaman pikiran (landeping idep), ketajaman perkataan (landeping wak) dan ketajaman perbuatan (landeping laksana). Manah 'pikiran' perlu terus dipertajam dengan meraih ilmu pengetahuan, wak perlu dipertajam dengan menata perkataan dan laksana dipertajam ke arah harmonisasi.

umat sedharma yang berbahagia..

Ketika Sang Dredhasyu, seorang pendeta muda, yang telah tepat bertanya kepada ayahnya, Bhagawan Agastya, perihal perbuatan baik yang memungkinkan seorang umat mencapai sorga dan perbuatan jelek yang mengakibatkan seseorang masuk neraka dan penderitaan. Maka Bhagawan Agastya menjawab : "ada tiga hal yang mengakibatkan sorga dan neraka anakku, yaitu perbuatan, kata-kata dan pikiran. Ketiga hal itu mempunyai tingkat nista, madia dan utama. Pahala kata-kata lebih utama dari perbuatan, pahala pikiran lebih utama dari kata-kata. seorang bhakta yang lantaran perbuatannya mengakibatkan orang lain menjadi menderita, tetapi lantaran perbuatannya itu tidak diikuti dengan kata-kata dan kesadaran pikiran, maka hukumannya lebih ringan dibandingkan dengan perbuatan yang dilandasi oleh kata-kata dan kesadaran pikiran, maka seberat dan seluas bumi-lah papa yang akan diterimanya. Oleh alasannya yaitu itu, perhatikanlah dan peliharalah kesadaran pikiranmu, kata-katamu dan perbuatanmu.

umat sedharma yang berbahagia..

Lebih lanjut Bhagawan Agastya menjelaskan "disamping tiga hal yang telah disebutkan tadi, ada tiga macam perbuatan lainnya yang sanggup mengakibatkan sorga dan kemuliaan yaitu: tapa, yadnya, dan kirtti". Tapa lebih utama daripada yadnya, yadnya lebih utama daripada kirtti. ketiga hal itu dinamakan kebijakan dalam bentuk perbuatan. Adapun yoga yaitu nirwrttikadharman.

Pengetahuan menyerupai indriya nigraha (pengendalian indria), pengekangan badan, dan pengendalian 10 indria merupakan jenis dan perbuatan tapa. Dengan demikian, tapa tidak semata-mata berati berdiam diri bersemadi, melainkan tindakan sadar untuk mengatur ekadasa indria secara sistematis. Di dalamnya juga termasuk mengendalikan emosi dan nafsu. Seorang bhakta yang hendak menerapkan konsep tapa dalam kehidupannya, pertama- tama beliau harus bisa mengendalikan emosinya semoga beliau bisa mempunyai emosi stabil tatkala suka maupun duka. Mereka yang melakukan tapa, mempunyai perasaan yang stabil tatkala mendapatkan rejeki dan kebahagiaan lain. Demikian pula sebaliknya ia tidak akan larut dalam kesedihan manakala tertimpa nestapa. Mengapa kita dilarang bersukaria melebihi kapasitas yang ada? Secara simbolis, ajal Niwaktawaca disebabkan lantaran tertawa berlebihan. Demikian pula kesedihan yang berlarut-larut juga akan sanggup mengakibatkan jiwa semakin menderita, dan itu bertentangan dengan prinsip tapa yang sesungguhnya.

Umat sedharma yang berbahagia ...

Yadnya berarti korban suci yang dilaksanakan dengan tulus nrimo atau lascarya. Tidak ada upacara dan yadnya yang mempunyai imbas optimal, kalau dalam pelaksanaannya tidak dilandasi dengan bhakti dan lascarya. Bhakti mensyaratkan adanya penyerahan diri secara total kepada yang Maha Kuasa, bhakti juga memerlukan tindakan tanpa harapan. Oleh lantaran itu, yadnya yang baik senantiasa dilaksanakan dengan yasakirtti yang baik pula. disamping panca yadnya, juga ada yadnya berupa pemujaan kepada Sang Hyang Widhi. Lebih lanjut Bhagawan Agastya menyampaikan : "Orang yang telah menguasai dengan tepat yadnya itu dan mengetahui hakekat segala yang ada akan membawa kebahagiaan kepadanya". Orang yang melakukan tapa yadnya kirtti, kelak akan pulang ke sorga dan disitu ia menikmati banyak sekali kesenangan.

Dalam kaitannya dengan yadnya, ijinkan juga saya memberikan beberapa petuah Bhagawan Agastya terutama dalam hubungannya pemanfaatan dupa dan bunga dalam pelaksanaan yadnya. Dupa ternyata mempunyai makna semoga pahala pemujaan sanggup dirasakan terus. Dengan ilustrasi Bhagawan Agastya menyatakan : "ada orang kaya, keluarganya tidak kekurangan sesuatu apapun, sementara ia pun menikmati kebahagiaan dengan penuh kesenangan. Ia pun ditawan, dirampas, dituduh berbuat yang tidak-tidak, walaupun bahwasanya ia tidak berdosa. Orang yang demikian, pada kehidupannya yang kemudian gemar memuja bhatara  yang mengakibatkan bhatara sayang padanya. Namun lantaran pemujaannya dahulu tanpa dilengkapi dupa, maka usahanya kehilangan makna yadnya-nya"

Yadnya juga hendaknya memakai kembang yang dibenarkan berdasarkan sastra. Bhagawan Agastya menyatakan : "Orang yang berbudi baik tidak akan memakai bunga yang tidak patut dipersembahkan dalam yadnya menyerupai 1) bunga yang berulat, 2) bunga yang gugur tanpa diguncang, 3) bunga yang berisi semut, 4) bunga yang layu, 5) bunga yang telah lewat masa mekarnya, 6) bunga yang tumbuh di kuburan. Mengapa bunga yang dipersembahkan harus segar, wangi, dan indah? Jawabannya semoga orang yang mempersembahkannya memperoleh wajah dan kelahiran yang baik".

Dalam pelaksanaan yadnya juga hendaknya dipakai bija yaitu beras yang utuh. Sebab dalam anutan itu penggunaan bija yang tepat akan memperlihatkan peluang hidup lebih baik dimasa yang akan datang.

Hadirin yang berbaghagia..

Jalan ketiga yang diamanatkan oleh Dharma yaitu kirtti, yakni perbuatan membangun kemudahan umum untuk kepentingan umat. Membangun rumah sakit, pura, sarana pendidikan, rumah duka, dan sebagainya merupakan tindakan dharma yang juga mempunyai investasi menuju kemuliaan hidup. Oleh lantaran itu, marilah kita semua menyatukan pikiran untuk bantu-membantu melakukan kirtti sesuai dengan swadharma kita masing-masing. Semoga Hyang Widhi senantiasa menuntun dan memperlihatkan jalan bagi kita untuk mengabdi kejalan dharma menuju kemuliaan hidup. Om Santhi Santhi Santhi Om 

Jangan lupa baca juga Mantra-Mantra Sebelum Sembahyang . Terimakasih ;)

Anda menyukai artikel ini?

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Menuju Kemuliaan Hidup"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel